Jumat, 06 Juni 2014

pengalaman dari pedagogi sampai andragogi

Bicara tentang pengalaman, kita semua pasti punya pengalaman apalagi dalam dunia pendidikan. Masa sekolah adalah masa yang paling indah saat bisa merasakan bagaimana proses belajar bersama teman dikelas, interaksi dengan guru, meratiin guru ngajar, mencerna apa yang guru bilang, bagaimana cara kita untuk bisa ngerti, ditanya bingung bagaimana menyampaikan apa yag tidak dimengerti. Tapi itu adalah sebagian dari proses untuk mencapai ilmu, katanya.
Sebelum masuk ke pengalaman, kita harus tau apa itu pedagogi dan andragogi. Pedagogi sendiri adalah seni dan kebudayaan bagi pembelajaran anak-anak, sedangkan andragogi sendiri berarti ilmu dan seni mengajar orang dewasa. Namun karena orang dewasa sebagai individu yang sudah mandiri dan mampu mengarahkan dirinya sendiri, maka dalam andragogi yang terpenting dalam proses interaksi belajar adalah kegiatan belajar mandiri yang bertumpu kepada warga belajar itu sendiri dan bukan merupakan kegiatan seorang guru mengajarkan sesuatu (Learner Centered Training/Teaching).

Perbedaan Andragogi dan Pedagogi
No
Asumsi
Pedagogik
Andragogi
1
Kosep tentang diri peserta didik Peserta didik digambarkan sebagai seseorang yang bersifat tergantung. Masyarakat mengharapkan para guru bertanggung jawab sepenuhnya untuk menentukan apa yang harus dipelajari, kapan, bagaimana cara mempelajarinya, dan apa hasil yang diharapkan setelah selesai Adalah suatu hal yang wajar apabila dalam suatu proses pendewasaan, seseorang akan berubah dari bersifat tergantung menuju ke arah memiliki kemampuan mengarahkan diri sendiri, namun setiap individu memiliki irama yang berbeda-beda dan juga dalam dimensi kehidupan yang berbeda-beda pula. Dan para guru bertanggungjawab untuk menggalakkan dan memelihara kelangsungan perubahan tersebut. Pada umumnya orang dewasa secara psikologis lebih memerlukan penga- rahan diri, walaupun dalam keadaan tertentu mereka bersifat tergantung.
2
Fungsi Pengalaman peserta didik Di sini pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik tidak besar nilainya, mungkin hanya berguna untuk titik awal. Sedangkan penglaman yang sangat besar manfaatnya adalah pengalaman-pengalaman yang diperoleh dari gurunya, para penulis, produsen alat-alat peraga atau alat-alat audio visual dan pengalaman para ahli lainnya. Oleh karenanya, teknik utama dalam pendidikan adalah teknik penyampaian yang berupa: ceramah, tugas baca, dan penyajian melalui alat pandang dengar. Di sini ada anggapan bahwa dalam perkembangannya seseorang membuat semacam alat penampungan (reservoair) pengalaman yang kemudian akan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi diri sendiri mau pun bagi orang lain. Lagi pula seseorang akan menangkap arti dengan lebih baik tentang apa yang dialami daripada apabila mereka memperoleh secara pasif, oleh karena itu teknik penyampaian yang utama adalah eksperimen, percobaan-percobaan di laboratorium, diskusi, pemecahan masalah, latihan simulasi, dan praktek lapangan.
3
Kesiapan belajar Seseorang harus siap mempelajari apapun yang dikatakan oleh masyarakat, dan hal ini menimbulkan tekanan yang cukup besar bagi mereka karena adanya perasaan takut gagal, anak-anak yang sebaya diaggap siap untuk mempelajari hal yang sama pula, oleh karena itu kegiatan belajar harus diorganisasikan dalam suatu kurikulum yang baku, dan langkah-langkah penyajian harus sama bagi semua orang. Seseorang akan siap mempelajari sesuatu apabila ia merasakan perlunya melakukan hal tersebut, karena dengan mempelajari sesuatu itu ia dapat memecahkan masalahnya atau dapat menyelesaikan tugasnya sehari-hari dengan baik. Fungsi pendidik di sini adalah menciptakan kondisi, menyiapkan alat serta prosedur untuk membantu mereka menemukan apa yang perlu mereka ketahui. Dengan demikian program belajar harus disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan mereka yang sebenarnya dan urutan-urutan penyajian harus disesuaikan dengan kesiapan peserta didik.
4
Orientasi belajar Peserta didik menyadari bahwa pendidikan adalah suatu proses penyampaian ilmu pengetahuan, dan mereka memahami bahwa ilmu-ilmu tersebut baru akan bermanfaat di kemudian hari. Oleh karena itu, kurikulum harus disusun sesuai dengan unit-unit mata pelajaran dan mengikuti urutan-urutan logis ilmu tersebut , misalnya dari kuno ke modern atau dari yang mudah ke sulit. Dengan demikian, orientasi belajar ke arah mata pelajaran. Artinya jadwal disusun berdasarkan keterselesaian nya mata-mata pelajaran yang telah ditetapkan. Peserta didik menyadari bahwa pendidikan merupakan suatu proses peningkatan pengembangan kemampuan diri untuk mengembangkan potensi yang maksimal dalam hidupnya. Mereka ingin mampu menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya hari ini untuk mencapai kehidupan yang lebih baik atau lebih efektif untuk hari esok. Berdasarkan hal tersebut di atas, belajar harus disusun ke arah pengelompokan pengembangan kemampuan. Dengan demikian orientasi belajar terpusat kepada kegiatannya. Dengan kata lain, cara menyusun pelajaran berdasarkan kemampuan-kemampuan apa atau penampilan yang bagaimana yang diharap kan ada pada peserta didik.

Dari perbedaan yang ada diatas, saya mencoba menghubungkan dengan pengalaman saya dulu tentang proses belajar yang pernah saya jalani saat sekolah, dilihat dari konsep diri jujur saya masih bergantung pada guru untuk mencari tau bagaimana mempelajari apa yang diajarkan, dan itu berlangsung sampai dijenjang sekolah menengah atas tapi tidak semua digantungkan dengan penjelasan dari guru sedangkan dalam andragogi yang saya alami itu saat saya sudah berada dalam bangku kuliah dimana proses belajar yang mandiri an tidak lagi bergantung lagi dengan orang lain.
Karena proses pendewasaan seseorang itu yang membuat kita bisa berpikir untuk bisa belajar mandiri dan tidak mengharapkan pembelajaran itu hanya dari penjelasan dari orang lain.
Selain itu kita lihat juga dari fungsi pengalaman peserta didik, dulu saya diberi metode ceramah dari guru saya dalam proses belajar sedangkan dalam pada andragogi, pengalaman saya dalam belajar yaitu dengan metode diskusi, pemecahan masalah, presentasi, dll yang tujuannya kita sendiri sebagai peran dalam situasi belajar tersebut artinya tidak monoton hanya guru yang dapat menjelaskan dan murid hanya dapat mendengarkan apa yang disampaikan guru, andragogi lebih mandiri dalam hal belajar dan dengan proses kognitif yang sudah konkret maka pendewasaan itu akan lebih mudah menerima pembelajaran yang tidak hanya dari satu pihak.
jika dilihat dari kesiapan belajar, pada masa pedagogi, saya lebih mengkonsepkannya berdasarkan kurikulum yang baku dan hanya mengikuti apa yang telah diajarkan tanpa menghubungkan dengan dunia yang lebih nyata dan umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan andragogi lebih mengkonsepkan persiapan belajar dengan menghubungkan dengan kehidupan nyata yang lebih umum terjadi dikehidupan sehari-hari.
Dan terakhir kita melihat dari orientasi belajar, jika pedagogi saya dulu menyadari bahwa pendidikan adalah proses penyampaian ilmu pengetahuan sehingga saya menerimanya berdasarkan susunan yang telah disusun oleh kurikulum bukan berdasarkan kemampuan saya, tapi sekarang saya menyadari bahwa belajar adalah penyampaian ilmu pengetahuan dengan tersusun berdasarkan kemampuan kita sendiri artinya kita tau dimana letak kemampuan kita sendiri.

begitu banyak pegalaman yang bisa kita ceritakan tentang masa-masa dimana kita tidak mengerti sampai akhirnya kita paham apa arti dari pendidikan itu sendiri. Benar kata orang-orang semua akan tau ketika sudah waktunya tiba dan itu sesuai dengan perkembangan yang seharusnya kita jalani.
Dan mungkin sekarang banyak anak-anak yang sudah diajarkan proses belajar dengan cara andragogi karena tuntutan kurikulum yang mengharuskan mereka lebih cepat berkembang daripada dibandingkan dengan dulu waktu saya sekolah.

Tidak ada komentar: