Stress and Health
2.1 Definisi
Stress
Stres
merupakan penekanan pada peristiwa-peristiwa dan situasi-situasi negatif yang
dialami individu yang dapat menimbulkan efek yang tidak teratur pada
perilakunya.
Stres
merupakan suatu peristiwa atau keadaan
yang menyiksa atau melebihi batas kemampuan individu tersebut dalam
mengatasinya.
Stress
juga merupakan kondisi (keadaan buruk) psikologis seseorang yang juga
memperngaruhi kesehatan fisik seseorang.
2.2 Source
of Stress (Sumber stress)
Penyebab stres
atau sering disebut sebagai stressor
bisa berasal dari kehidupan manusia yang mengakibatkan terjadinya respon stres.
Stressor dapat berasal dari berbagai
sumber seperti peristiwa kehidupan, frustasi, dan konflik. Dalam pembahasan ini
kami juga akan membahas tentang aspek umum dari rekasi stress dan reaksi fisik
terhadap stres dan kesehatan.
$
Live
Event (peristiwa kehidupan)
Sumber
yang paling jelas
dari
stres
adalah peristiwa besar
dalam hidup yang
membuat
stres karena
memerlukan
penyesuaian dan
mengatasi
(Dohrenwend, 2006; Monroe & others, 2007).
Ada beberapa peristiwa kehidupan
negatif paling stress yang telah dipelajari seperti:
a.
Kekerasan,
perang, dan kekerasan seksual
Seseorang yang
mengalami peristiwa tersebut cenderung akan menyimpannya didalam memori sebagai
peristiwa kehidupan yang negatif dan mengakibatkan gejala stres saat mereka
mengingat peristiwa tersebut. Stress mayoritas hal tersebut diderita oleh
wanita.
b.
Kehilangan
anggota keluarga
Kematian
pasangan atau anak dapat membuat stres (Dohrenwend, 2006). Seseorang yang
kehilangan anggota keluarga atau orang yang dicintainya cenderung akan susah
menerima kenyataan dan akibatnya adalah mengalami gejala stres.
c.
Bencana
Alam
Bencana Alam
juga bisa membuat stres karena peristiwa yang dialami membuatnya merasa bahwa
kejadian itu adalah mimpi buruk baginya atau peristiwa kehidupan yang negatif.
d.Terorisme
Karena merasa
terancam dan terus-menerus diteror maka seseorang itu akan merasa tidak nyaman
(gelisah), depresi, takut, masalah tidur, dan pikirannya kembali mengganggu
tentang bencana yang dahulu setelah serangan, khususnya bagi yang berada
didekat serangan itu atau yang kehilangan orang yang dicintai atau harta (Druss
& Marcus, 2004; Holman & others, 2008; Ramchand & others, 2008)
e.
Daily
hassles
Yaitu kejadian
kecil yang terjadi berulang-ulang setiap hari seperti masalah kerja di kantor,
sekolah dan sebagainya.
f.
Positive
life events
Bahkan peristiwa
kehidupan yang positif bisa stres dalam kondisi tertentu (Dohren wend, 2006;
Shimizu & pelham, 2004). Ada banyak peristiwa postif yang juga bisa membuat
seseorang stres karena mereka juga mungkin memerlukan penyesuaian dalam pola
hidup contohnya, kelahiran anak, belajar, mengerjakan tugas yang mungkin
terlalu sulit, dan masih banyak lagi.
Ditambahkan
Freese Gibson (dalam Rachmaningrum, 1999) umur adalah salah satu faktor penting
yang menjadi penyebab stres, semakin bertambah umur seseorang, semakin mudah
mengalami stres. Hal ini antara lain disebabkan oleh faktor fisiologis yang
telah mengalami kemunduran dalam
berbagai kemampuan seperti kemampuan visual, berpikir, mengingat dan mendengar.
$
Frustrasi
Fustrasi
adalah ketika kita tidak mampu untuk memenuhi motif. Maksudnya adalah perasaan
kecewa dalam suatu pencapaian tujuan. Contohnya, seorang anak frustrasi ketika
dia tidak mendapatkan mainannya atau tidak mengambil mainannya yang sedang
jatuh, frustrasi itu dapat terlihat pada wajahnya.
$
Konflik
Konflik
terjadi ketika dua atau lebih motif yang tidak dapat dicapai karena mereka
mengganggu satu sama lain. Ada empat bagian dari konflik yang melibatkan
pendekatan dan penghindaran (Lewin, 1931; Miller, 1994):
a.
Approach-approach
conflict
Konflik di mana
individu harus memilih antara dua tujuan positif dari nilai yang kira-kira sama.
b.
Avoidance-avoidance
conflict
Konflik di mana
individu harus memilih antara dua tujuan negatif dari nilai yang kira-kira sama.
c.
Approach-avoidance
conflict
Mencapai tujuan
yang positif akan menghasilkan hasil yang negatif juga.
d.
Multiple
approach-avoidance conflict
Konflik
memerlukan individu untuk memilih antara dua alternatif, masing-masing berisi
konsekuensi baik positif maupun negatif.
$
Tekanan
Tekanan
terjadi karena stres yang muncul dari ancaman peristiwa negatif kehidupan.
Istilah tekanan digunakan untuk
menggambarkan stres yang timbul dari ancaman, seperti kemungkinan kinerja yang
buruk pada ujian.
$
Kondisi
lingkungan
Ada
bukti yang berkembang bahwa aspek lingkungan di mana kita hidup (suhu, polusi
udara, kebisingan, kelembaban, dan sebagainya) dapat menjadi sumber stres
(Staples, 1996). Sebagai contoh, perubahan suhu yang sangat drastis akan
memungkinkan seseorang itu mengalami stres.
Aspek Umum Reaksi Stres
1.
Kita
bereaksi terhadap stres secara keseluruhan yaitu baik pada psikologis dan
reaksi psikologis.
2.
Rekasi
psikologis terhadap tubuh baik itu karena stress fisik ataupun psikologis.
v Reaksi
psikologis terhadap stress
Stress
menyebabkan banyak perubahan terhadap psikologis kita seperti emosi, motivasi,
dan kognisi. Di bawah tekanan stres, kita dapat merasakan beberapa kombinasi
emosi seperti ancaman, depresi, kemarahan, dan sifat yang cepat marah.
Perubahan
kognitif juga terjadi seperti, kita mungkin memiliki kesulitan berkonsentrasi,
kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih, dan menemukan bahwa pikiran kita
selalu kembali ke stres.
v Reaksi fisik
terhadap stress dan kesehatan
The general adaptation syndrome
Menurut Selye,
mobilisasi tubuh untuk menangkal ancaman, ditandai dengan tiga pola-tahap
reaksi alarm, tahap resistensi, dan tahap kelelahan. Tubuh
memobilisasi sumber dayanya untuk "fight-or-fight" pada general
adaptation syndrome dalam respon terhadap stres.
Healthy and Unhealthy aspects of the GAS
GAS dapat
mempertahankan tubuh dari bahaya. Tanpa GAS, kita akan menjadi sangat lemah.
Tetapi GAS juga bisa sebagai musuh kita karena GAS bekerja pada saat darurat
seperti mematikan virus, kita perlu tubuh kita untuk merespon reaksi pada
keadaan tersebut.
Stress, the GAS, and the Immune System
Aspek negatif lain
dari stres yang mengurangi efektivitas sistem melawan penyakit alami tubuh adalah
sistem kekebalan tubuh. Banyak sekarang yang mempelajari stress dan sistem
kekebalan tubuh. Namun, jika semakin tua kita tetap memakai sistem kekebalan
tubuh, maka kita akan menjadi korban dari sistem kekebalan itu sendiri.
Depresi, kecemasan, dan kesehatan
Orang-orang yang memiliki tingkat
depresi dan keceasan yang tinggi akan cenderung memiliki ganggguan fungsi
sistem kekebalan tubuh, gangguan kesehatan, dan tingkat kematiannya lebih
tinggi akibat penyakit atau kesehatannya.
2.3 Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Reaksi terhadap Stress
Banyak dari kita
mengalami beberapa kejadian yang tidak menyenangkan di dalam kehidupan kita,
tetapi banyak juga dari kita yang langsung bangkit untuk meneruskan hidup.
Mengapa stress terkadang menjatuhkan dan bahkan menyebabkan perubahan sementara
pada psikologis dan fisik kita? Jawabannya terletak pada faktanya lebih kepada
reaksi kita terhadap stress dibandingkan sumber stress itu sendiri.
Prior Experience with the Stress
Reaksi stress
pada umumnya berkurang ketika seseorang memiliki pengalaman yang lebih terhadap
kejadian yang menyebabkan stress tersebut. Sebagai contoh, seorang perajurit
yang menghadapi peperangan untuk keempat kalinya biasanya tingkat stressnya
berkurang dibandingkan dengan perajurit yang menghadapi peperangan untuk
pertama kalinya.
Developmental Factors
Dampak dari
stress berbeda-beda pada setiap usia. Sebagai contoh, janda dan duda yang lebih
muda (65 tahun ke bawah) masih merasakan depresi selama 13 bulan setelah
kematian pasangannya daripada janda dan duda yang lebih tua. Mungkin tingkat
stress akan berkurang di kemudian hari, ketika lingkungan janda atau duda lebih
umum.
Predictability and Control
Biasanya, dalam
kehidupan, stress akan berkurang ketika kita dapat memprediksinya dan
mengontrolnya.
Sengatan listrik ringan adalah
peristiwa stress yang tidak menyenangkan yang sering digunakan di dalam
penelitian laboratorium. Dalam satu penelitian, tiga kelompok partisipan
mendengarkan suara yang berhitung. Pada hitungan ke 10, salah satu kelompok
menerima sengatan listrik sebesar 95% dari waktunya, kelompok kedua menerima
sengatan sebesar 50% dari waktu, dan kelompok ketiga menerima sengatan 5% dari
waktu. Kelompok mana yang menunjukkan reaksi terbesar? Sengatan pada kelompok
yang hanya menerima 5% dari waktu, kurang dapat di prediksi. Walaupun mereka
menerima sengatan yang paling sedikit, tetapi memiliki hasil jumlah keringat
yang tinggi dari dua kelompok lainnya. Bagaimanapun, ketika tekanannya
berlangsung terus-menerus, stress yang dapat diprediksi lebih menjadi tekanan
daripada stress yang tidak dapat diprediksi.
Disisi lain penelitian berfokus pada
kontrol seseorang terhadap stress. Pada satu penelitian, dua kelompok
partisipan berpartisipasi dalam tugas kognitif yang sulit, dimana pada setiap
kesalahan mereka dihukum dengan kejutan listrik. Kelompok pertama dapat
mengontrol situasi stress tersebut dengan beristirahat kapan pun mereka mau.
Sementara, kelompok kedua dapat beristirahat hanya ketika dikatakan demikian.
Jumlah dari meningkatnya tekanan darah sangat signifikan terlihat pada kelompok
yang tidak dapat mengontrol stress.
Oleh sebab itu, sangatlah penting
bagi kita untuk mencari cara dalam mengontrol stressor. Sebagai contoh, bekerja
pada atasan yang sering melotot kepada Anda tanpa dapat diprediksi dan
dikontrol mungkin harus ditangani dengan cara mendiskusikan masalahnya dengan
atasan Anda, dengan meminta bantuan dari atasannya atasan Anda, atau mencari
pekerjaan baru.
Social Support
Pada umumnya,
orang yang memiliki social support atau dorongan sosial yang baik dari rekan
kerja, teman-teman, dan keluarga memiliki tingkat stress yang rendah. Belum
terlalu jelas bagaimana social support berfungsi sebagai penyangga kita melawan
stress, tetapi ada dua aspek dari social support.
1.
Someone to talk to. Salah satu aspek dari social support yang telah dipelajari dan
diuji adalah adanya kesempatan untuk mengeluarkan isi hati atau yang dikenal
dengan “curhat”. Mahasiswa diajak berpartisipasi untuk menghabiskan waktu
selama 15 menit dalam empat malam berturut-turut menulis pengalaman tentang
peristiwa traumatik yang mereka rasakan. Untuk tujuan perbandingan, kelompok
lain menulis tentang topik yang tidak penting dalam pengalaman mereka. Menulis
tentang kejadian yang traumatik, seperti kematian dari anggota keluarga, dapat
menyebabkan mahasiswa merasa sedih dan tekanan darah meningkat secara singkat
segera setelah melampiaskan perasaannya. Bagaimanapun, setelah 6 bulan,
mahasiswa yang mengeluarkan isi hatinya memiliki rasa sakit yang berkurang.
Tampaknya, baik bagi kesehatanmu untuk berbagi perasaan yang negatif kepada
orang lain. Oleh sebab itu, memiliki seseorang yang dirasa nyaman menjadi salah
satu keuntungan yang penting dari social support.
2.
Receiving advice and solace. Menerima saran eksplisit dan dorongan
dari orang lain terkadang membuat kita merasa tidak mampu dalam menangani
tekanan dan biasanya membuat kita merasa gelisah dan depresi. Hanya berdiri di dekat kita, menjadi
pendengar yang baik, atau bertanya bagaimana kabar kita lebih mendukung
daripada menawarkan saran atau kritikan.
Person Variables in Reactions to Stress: Cognition and
Personality
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi stress. Reaksi terhadap stres bervariasi
antara individu yang satu dengan individu yang lainnya, dan dari waktu ke waktu
pada orang yang sama. Setiap situasi, peristiwa ataupun objek yang memaksa tubuh
dan menyebabkan timbulnya ”physiological reaction” disebut dengan stressor.
Stressor dapat berupa stimulus yang berasal dari lingkungan fisik dan situasi
social.
Cognitive Factors in Stress Reactions. Dua jenis faktor kognitif yang
mempengaruhi sejauh mana reaksi orang terhadap stress:
1.Intelligence
and stress. Orang
dengan tingkat intelijensi yang tinggi memiliki kemungkinan kecil untuk
merasakan stress dan kecil kemungkinannya untuk bereaksi dengan hebat kepada
stressor jika mereka mengalaminya.
2. Appraisals of
stress. Alasan lain
bahwa orang yang berbeda bereaksi berbeda terhadap stressor yang sama adalah
orang-orang berpikir berbeda terhadap peristiwanya. Sebagian orang suka
mendengar orang yang dianggap lebih baik mengemukakan pendapatnya sebagai saran
dan kombinasi dari pujian yang disampaikannya. Tetapi sebagian orang lagi akan
mengartikan hal ini sebagai sebuah kritikan yang disampaikan kepadanya.
Personality Characteristics and Stress Reaction
Perbedaan antara individu satu
dengan yang lain terletak pada ciri-ciri kepribadiannya untuk pengaruh dalam
stress. Seseorang yang kepribadiannya
cenderung neurotik memiliki reaksi stress yang tinggi. Stress (variabel
situasi) mempengaruhi orang dengan kognitif yang berbeda dan karakteristik
emosional sebelum stressor (variabel orang) dengan cara yang berbeda.
Karakteristik
kepribadian dalam mempengaruhi konsekuensi kesehatan dari stress terbagi
menjadi Kepribadian tipe A. Sebagian
orang bereaksi biasa terhadap tekanan dan persaingan dunia. Untuk sebagian
orang, bermain video game merupakan pengalih perhatian yang menyenangkan,
sedangkan bagi orang lain itu merupakan masalah hidup dan mati. Beberapa subjek
bereaksi terhadap game dengan denyut jantung, tekanan darah, dan kolesterol
yang meningkat. Meyer Friedman dan Ray Rosenman (1974), berdasarkan medical
test nya, melihat banyak dari pasiennya yang menderita penyakit jantung,
khususnya pria muda yang berumur 30 sampai 60 tahun, dan memiliki perilaku yang
sama. Berikut adalah karakteristik Type
A personality:
1. Kompetitif, pekerja keras, dan
ambisius dalam pekerjaan, olahraga, dan games.
2.
Bekerja tergesa-gesa, selalu sibuk, merasa keadaan mendesak, dan sering
melakukan dua pekerjaan sekaligus
3.
Gila kerja, mengambil sedikit waktu untuk relaksasi atau liburan
4.
Berbicara keras atau lantang
5.
Perfeksionistis dan menuntut
6.
Tidak bersahabat, agresif, dan sering marah terhadap orang lain.
Type A
behavior memiliki hubungan dengan penyakit jantung berdasarkan dua faktor yang paling
mempengaruhi, yaitu tekanan darah tinggi dan kolesterol. Untungnya, ada bukti
bahwa kebencian dapat dikurangi melalui beberapa tipe dari psikoterapi.
Person Variables in Reactions to Stress: Gender and
Ethnicity
Ada fakta
yang muncul bahwa perbedaan gender dan etnik termasuk dalam stress dan coping.
Ketika mempelajari perbedaan antara gender atau kelompok etnik, bagaimanapun
juga kita harus ingat bahwa tidak semua anggota dalam kelompok berlaku sama.
Gender Differences in Response to Stress. Perempuan lebih mungkin mengalami
reaksi traumatik yang mendalam daripada pria. Oleh karena itu, mereka lebih
mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan tidur setelah trauma. Sebagai
contoh, sebuah penelitian terhadap perempuan dan pria yang selamat dari
kecelakaan mobil menemukan bahwa keduanya terpengaruh oleh trauma setelah
kejadian, tetapi perempuan lebih tertekan secara emosional dan mengalami
masalah tidur dibandingkan pria. Sekali lagi, bagaimanapun juga, kita membahas
tentang perbedaan secara rata-rata.
Gender Differences in the Benefits of Marriage
Menikah dan
hubungan lainnya adalah sumber penting dari social support untuk kedua belah
pihak. Bagi pria dan perempuan, orang yang menikah jauh lebih sehat
dibandingkan dengan orang yang tidak menjalin hubungan. Perempuan yang tidak
menikah memiliki 50% tingkat kematian yang lebih tinggi dibandingkan perempuan
yang sudah menikah, tetapi pria yang belum menikah memiliki 250% tingkat
kematian yang lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang telah menikah. Janice
Kiecolt-Glaser dan Tamara Newton (2001) memberikan dua alasan. Pertama,
perempuan cenderung memiliki lebih banyak social support dari teman dekat
daripada pria, jadi perempuan tetap memiliki social support baik dia menikah
ataupun tidak. Pria cenderung mengandalkan isteri mereka dalam social support
untuk menyangga mereka dari efek stress. Kedua, perempuan lebih memungkinkan
untuk mengajak pasangannya untuk merawat dirinya secara medis dibandingkan
pria.
Fight-or-Flight and Tend-and-Befriend
Psikolog
Shelley Taylor dan rekan-rekannya setuju bahwa fight-or-flight syndrome penting
baik bagi pria maupun perempuan. Taylor yakin bahwa perempuan lebih mungkin
menanggapi stress dengan apa yang biasanya disebut dengan respon
tend-and-befriend. Ketika mereka menghadapi tekanan atau stress, seperti
kebakaran atau bencana alam, perempuan biasanya menanggapi dengan menjaga anak
mereka. Mereka secepatnya menjumpai anak mereka dan berinteraksi dengan mereka
seperti memegang tangan dan menyentuhnya untuk mengurangi respon psikologis
anak terhadap stressor. Pada kasus pekerja pria dan perempuan, perempuan yang
memiliki stress di kantor pada siang hari cenderung masih dapat mengasuh anak
pada malam hari. Ibu menarik diri dari anak setelah bekerja, hanya jika mereka
mengalami stress yang luarbiasa di kantor pada hari itu. Para ayah cenderung
lebih cepat marah atau menarik diri dari anggota keluarga jika mereka mengalami
hari yang sedikit tertekan di kantor. Begitulah menurut Taylor, kita tidak
dapat mengerti sepenuhnya reaksi emosional terhadap stress dan hubungan reaksi
psikologis terhadap ancaman.
Ethnic Differences in Stress. Ada bukti yang menunjukkan bahwa
anggota dari etnik ras minoritas dalam pengalaman sosial lebih merasa stress
dibandingkan dengan anggota budaya yang mayoritas. Ada beberapa alasan yang
mengatakannya demikian. Pertama, kelompok etnik ras yang minoritas cenderung
memiliki keuntungan yang lebih sedikit (pendidikan yang layak, pemasukan,
asuransi kesehatan yang baik, dan lain-lain) dalam melindunginya dari stress.
Kedua, kelompok minoritas sering mengalami stress dalam berinteraksi dengan
kelompok mayoritas yang berdasarkan kepada stereotip, prasangka, dan rasisme.
Ketiga, keluarga imigran sering mengalami stress melihat dari begitu cepatnya akulturasi
budaya terhadap anak-anak mereka. Orangtua terkadang stress dengan perubahan
sikap dari anak mereka, dan anak-anak terkadang stress oleh tekanan dari
orangtua yang mempertahankan bahasa dan standar budaya mereka. Kalimat yang
baru dan penting dari penelitian ini bagi psikolog akan membawa banyak
pengertian kedepannya, tetapi ini topik dimana banyak anggota dari kelompok
etnik minoritas yang sudah mengerti dengan baik.
2.4 Coping
with stress (mengatasi stress)
Coping adalah
usaha yang dilakukan oleh individu untuk berdamai atau mengatasi stress
atau penyebab stress dan/atau mengontrol reaksi mereka terhadap stress
atau penyebabnya.
Ada 2 jenis
voping, yaitu efektif coping atau ineffective coping.
Effective Coping
Ada bebarapa
jenis coping yang dianggap efektif, yaitu:
1.
Menghilangkan
atau mengurangi stress
Salah satu cara
yang efektif untuk menangani stress adalah dengan cara menghapus atau
menguranginya dari kehidupan kita. Contohnya apabila seorang pekerja stress
akan pekerjaannya, maka cara yang dapat dia lakukan untuk menangani masalahnya
adalah dengan mengurangi pekerjaannya atau bahkan mengajukan resign.
2.
Cognitive coping
Kognisi(cara
berfikir dan berpersepsi) seseorang mempengaruhi reaksinya terhadap stress. Ada
3 strategi coping cognitive yang efektif, yaitu dengan mengubah cara kita
berfikir terhadap stress, mengalihkan perhatian kita dari masalah yang tidak
dapat diubah/selesaikan, dan dengan menyelesaikannya dengan cara religious.
Reappraisal
adalah salah satu metode menyelesaikan stress dengan cara mengubah cara kita
berfikir atau mengartikan suatu masalah.
Contohnya
seorang mahasiswa yang mendapat IP 4 pada semester 1, namun kemudian mendapat
IP 2,8 pada semester 2. Ia beranggapan bahwa ia sebenarnya adalah seorang anak
yang bodoh dan IP nya di semester 1 hanyalah sebuah keberuntungan. Lalu ia
menceritakan hal ini kepada dosen PAnya. Dosen PAnya mengatakan bahwa ia
sebenarnya memang seorang anak yang pandai, hanya IPnya turun karena usaha yang
ia berikan pada semester 2 kurang. Sehingga pada semester-semester berikutnya
ia harus lebih rajin lagi. Kegagalan harusnya menjadi sebuah motivasi. Setelah
mendengar hal itu, mahasiswa tersebut mulai membentuk konsep dalam dirinya
bahwa ia memanglah seorang anak yang pintar dan IPnya akan naik lagi apabila ia
meningkatkan semangat dan usahanya untuk belajar.
Terkadang pada
kasus tertentu, seperti stress yang diakibatkan oleh kehilangan akibat adanya
kematian, kita tidak dapat menggunakan metode mengubah cara berfikir kita
terhadap penyebab stress karena itu merupakan sesuatu yang tidak dapat
dihindari. Oleh karena itu kita menggunakan cara kedua yaitu mengalihkan
perhatian kita kepada hal lain ataupun dengan cara yang religious yaitu
menyerahkan semua ke tangan Tuhan.
3.
Mengatur reaksi
stress
Ada penyebab
stress yang memang tidak dapat dihindari atau dihilangkan. Oleh karena itu cara
mengatasi lainnya yang juga efektif adalah dengan mengatur psikologis dan
reaksi psikologis kita terhadap stress
atau penyebab stress tersebut. Contohnya seseorang yang baru membuka took baju.
Pada tahun pertama, akan terjadi banyak sekali hal yang membuatnya stress.
Misalkan seperti ramainya pembeli yang mengunjungi tokony. Ia tidak mungkin
menghapus penyebab stress(toko baju), oleh karena itu cara yang harus digunakan
adalah dengan mengatur reaksi psikologisnya terhadap masalah tersebut. Misalkan
dengan pergi ke pijat refleksi untuk merelaksasikan diri atau dengan pergi
jalan-jalan dengan sahabat.
Ineffective Coping
Terkadang dalam
menangani stress, orang melakukan beberapa usaha yang sebenarnya hanya
merupakan proses ‘melarikan diri’ dari masalah. Usaha ini bersifat memberi
kenyamanan sementara, yang akhirnya malah dapat memperburuk keadaan. Inilah
beberapa coping stress yang tidak efektif :
1.
Withdrawal
Terkadang kita
mengatasi masalah dengan cara menari diri dari masalah tersebut. Inilah salah
satu cara mengatasi masalah yang tidak efektif. Karena setelah kita melakukan
proses penarikan diri tersebut, kita akan tetap kembali bertemu dengan masalah
atau bahkan sumber masalahnya. Contohnya seorang mahasiswa baru stambuk 2013
yang merasa kesusahan dengan pembelajaran di perkuliahan. Kenyataan bahwa ia
harus belajar setiap kali sebelum ia memasuki kelas PUM membuatnya stress. Oleh
karena itu ia melakukan suatu cara yang dianggap dapat mengatasi stress yang ia
hadapi semalam sebelum kelas PUM dengan cara buka facebook semalaman dan tidak
menyentuh buku lahey sama sekali.
Withdrawal di
dalam ineffective coping agaknya hampir sama dengan managing stress reaction
pada effective coping. Namun ini jelas berbeda. Letak perbedaannya terletak
pada bagaimana dan mengapa seseorang melakukan hal tersebut. Contohnya jika
mahasiswa tersebut membuka facebook hanya pada waktu-waktu tertentu dan
tujuannnya adalah untuk refreshing dan menghilangkan kepenatan akibat terlalu
banyak belajar PUM, maka hal tersebut adalah salah satu cara yang efektif untuk
mengatasi stress(managing stress reaction). Namun apabila ia melakukannnya
setiap malam karena ingin mengindari belajar yang dapat membuatnya stress maka
ini merupakan cara yang tidak efektif(withdrawal).
Withdrawal juga
berbeda dengan removing or reducing stress pada effective coping. Menghilangkan
sumber stress tentunya berbeda dengan menarik diri dari hal tersebut. Contohnya
seorang anak yang menganggap kelas statistika non parametric terlalu sulit
karena ia hanya mendapat nilai C pada kelas statistika melakukan pkrs dan tidak
mengambil kelas statistika non parametric pada semester 2 untuk kemudian
diambil pada semester 3 setelah ia menganggap dirinya sudah lebih siap berbeda
dengan mahasiswa yang mengambil kelas statistika non parametric namun sangat
jarang hadir karena masuk ke dalam kelas statistika non parametric membuatnya
stress. Sehingga setiap pagi ia sengaja bangun telat agar tidak mengikuti kelas
tersebut.
2.
Aggression(penyerangan)
Sering kali saat
seseorang merasa stress akan sesuatu, hal yang paling sering dilakukan adalah
melakukan penyerangan akan sumber stress. Contohnya saat orang melakukan demo
dan mereka merasa suara mereka dalam berdemo tidak mendapat perhatian, maka
cenderung mereka akan melakukan penyerangan. Atau seorang wanita yang ditolak
cintanya oleh pria akan cenderung memusuhi pria tersebut setelah proses
penolakan terjadi.
3.
Self-medication
Dalam
menyelesaikan masalahnya, ada juga orang yang menggunakan metode yang sama
sekali tidak membantu atau bahkan memperburuk keadaan yaitu dengan mengkonsumsi
obat terlarang atau alcohol. Cara itu memang memberikan kesenangan, tapi dalam
waktu yang sementara, namun ini merupakan cara yang tidak efektif untuk
mengatasi stress karena sama sekali tidak menghilangkan sumber masalah bahkan
dapat memperburuk. Merusak hubungan, kesehatan, pikiran, dll.
Namun ada juga
orang yang menggunakan self-medication dengan baik, misalnya pergi ke
professional untuk melakukan meditasi yang dapat mengurangi kegelisahan akibat
stress.
4.
Defense
mechanisms(mekanisme pertahanan)
Menurut Freud,
salah satu fungsi ego adalah sebagai pertahanan seseorang terhadap suatu
perasaan yang tidak menyenangkan. Ego turut mengambil bagian dalam defence
mechanisms yang digunakan secara tidak sadar dalam mengatasi suatu kondisi.
Defense mechanisms hampir sama dengan cognitive coping apabila digunakan dengan
baik, namun apabila sering digunakan maka akan menimbulkan masalah. Beberapa
defense mechanism menurut Freud:
a.
Displacement
Disaat seseorang tidak dapat
melampiaskan atau menunjukkan perasaannya kepada pihak yang menyebabkannya
stress, maka ia akan menempuh jalan lain yang lebih aman. Contoh seorang
pegawai yang marah kepada bosnya tapi ia tidak mungkin memarahi bosnya, oleh
karena itu ia melampiaskan kemarahannya dengan berceloteh kepada temannya.
b.
Sublimation
Melampiaskan rasa stress dengan
melakukan kegiatan social seperti olahraga.
c.
Projection
Projection adalah salah satu pembelaan
diri dimana kita memiliki perasaan yang tidak baik, namun kita mengatakan bahwa
itu adalah perasaan orang lain. Contoh A membenci B namun A mengatakan bahwa B
lah yang membencinya.
d.
Reaction
formation
Konflik atau perasaan yang ada di dalam
diri seseorang secara tidak sadar diubah kedalam bentuk yang berlawanan.
Contohnya seorang gadis yang sangat membenci ibu tirinya dan menginginkan ibu
tirinya agar cepat meninggal malah akan bertindak berlawanan, yaitu menjaga
kesehatan ibu tirinya.
e.
Regression
Untuk mengurangi stress, seseorang
cendenrung kembali ke perilakunya seperti pada saat sebelum stress itu muncul.
f.
Rationalization
Stress dapat diturunkan dengan cara
mencari penjelasan yang masuk akal tentang penyebab stress. Contohnya seorang
pria yang diselingkuhi pacarnya berkata kepada dirinya sendiri bahwa wanita itu
memang bukan yang terbaik baginya dan ia pantas untuk mendapatkan yang lebih
baik.
g.
Repression
Stressor(penyebab stress) ditekan masuk
kedalam alam bawah sadar (unconsciousness).
h.
Denial
Mekanisme pertahanan lainnya yang sering
dilakukan adalah dengan penyangkalan. Contohnya seorang pecandu rokok yang diberitahu tentang bahaya merokok dan efek
yang akan ia rasakan setelah merokok akan dengan lantang mengatakan bahwa ia
tidak merasakan efek itu sama sekali. Atau jika terjadi selisih pendapat di
dalam rapat dan seorang yang kalah suara akan berteriak dan mengatakan ‘saya
tidak marah’ padahal jelas suaranya menyatakan bahwa ia marah.
i.
Intellectualization
Perasaan stress dapat dikurangi dengan
cara memikirkannya dengan cara yang ‘cuek’ (cold). Contohnya seorang yang
ditipu setelah berinvestasi akan lebih memilih menganggap ini sebagai bagian
menuju kesuksesan daripada sebagai suatu kesalahan dalam berbisnis yang harus
dibenahi agar kedepannya lebih hati-hati.
Namun bila
digunakan dalam ukuran yang terlalu banyak, maka mekanisme pertahanan ini malah
akan menghalangi pencarian solusi untuk stress yang sedang di hadapi. Contohnya
seorang mahasiswa yang mendapat nilai C di pelajaran filsafat menggunakan
mekanisme pertahanan rasionalisasi dimana ia mencari alasan yang masuk akal
seperti dosen pengampuh member nilai secara tidak adil. Ia sudah aktif di
kelas, oleh karena itu ia layak untuk mendapat nilai A. Dan bukan melihat
perubahan gaya belajar dan penambahan semangat merupakan cara yang harusnya di
ubah agar kedepannya ia mendapat nilai yang lebih baik lagi. Dia berusaha
melawan kenyataan dengan menggunakan mekanisme pertahanan rasionalisasi.
Mekanisme pertahanan lainnya juga dapat memperburuk keadaan apabila digunakan
dalam porsi yang tidak seharusnya.
2.5 Changing Health-Related Behavior Patterns
Tujuan
utama dari
psikologi kesehatan adalah untuk
mencegah masalah kesehatan dengan
membantu individu mengubah
perilaku yang menciptakan resiko kesehatan melalui strategi seperti belajar untuk bersantai, tidak merokok atau menyalahgunakan
zat lain, serta berolahraga dan makan dengan benar.
1.
Belajar Untuk
Bersantai
Relaksasi sangat sulit bagi banyak orang. Latihan relaksasi progresif mengajarkan individu untuk mengendurkan otot-otot dalam tubuh mereka. Dalam pelatihan relaksasi progresif, individu pertama diajarkan untuk merasakan perbedaan antara otot tegang dan santai.
Latihan relaksasi progresif telah ditemukan efektif dalam
pengobatan insomnia (gangguan tidur), sakit kepala karena tegang, sakit kepala
migrain, maag, kecemasan umum, asma, dan tekanan darah tinggi.
2.
Makan
Benar, Berolahraga, dan Hanya Melakukan Apa yang Diperintahkan Dokter
Psikolog
kesehatan sangat banyak terlibat dalam mendorong berbagai pola perilaku lain
yang mempromosikan kesehatan yang baik. Pengurangan ditandai dengan serangan
jantung bagi individu akibat dari penurunan berat badan pada individu yang
kelebihan berat badan, dan penurunan asupan garam untuk beberapa individu
dengan tekanan darah tinggi. Hal ini tidak mudah untuk mengubah pola makan
seseorang, berolahraga, kebiasaan buruk yang sulit untuk istirahat. Oleh karena
itu, psikolog sering terlibat dalam desain dan pelaksanaan program untuk
mengubah dan mempertahankan perubahan makan dan berolahraga.
·
Kebiasaan Makan
Hal ini semakin jelas bahwa diet memiliki peran penting dalam
kesehatan kita. Makan berlebihan, seperti daging, telur, dan produk susu tinggi
lemak dapat menyebabkan tingginya kadar kolesterol darah pada kebanyakan
individu dan memberikan kontribusi untuk pengerasan arteri dan meningkatkan
risiko serangan jantung serta stroke. Di sisi lain, mengurangi kolesterol darah
melalui diet dan obat-obatan telah ditunjukkan dalam berbagai studi untuk
mengurangi insiden dan keparahan dari penyakit jantung koroner. Demikian pula,
mengurangi jumlah garam yang di konsumsi dan mengendalikan berat badan memiliki
efek yang sangat menguntungkan pada individu penderita tekanan darah tinggi dan
penyakit jantung koroner.
Begitu
banyak perilaku diet kita yang tidak sehat sebagian karena kurangnya
pengetahuan dan kebanyakan dari kita tidak menyadari pentingnya diet yang baik.
Psikolog hanya baru-baru ini terlibat dalam pencarian cara yang efektif untuk
mengubah perilaku makan yang tidak sehat dikarena alasan yang sama. Hanya
sedikit dari kita yang tahu sampai saat ini betapa pentingnya diet untuk
kesehatan.
Program diet
yang sukses dilakukan oleh 3 warga komunitas California dengan pesan-pesan
advokasi diet rendah lemak melalui iklan di televisi, radio, surat
kabar, menampilkan bus, billboard, dan surat
langsung ketika mereka konseling dalam
perilaku diri dan keterampilan manajemen. Dan program di sekolah di Los
Angeles menemukan bahwa mengajarkan pentingnya diet
rendah lemak untuk anak-anak yang
memiliki resiko masalah kesehatan kronis
dihasilkan perubahan yang signifikan
dalam perilaku makan. Ternyata, sulit untuk mengubah perilaku makan yang tidak sehat, tetapi bukan tidak mungkin.
·
Latihan
Aerobik Reguler
Kita
semua tahu bahwa olahraga baik untuk kesehatan kita . Tapi kebanyakan dari kita
akan terkejut melihat sejumlah besar bukti yang menghubungkan olahraga aerobik
yang teratur sangat baik untuk kesehatan. Dengan
latihan aerobik, setidaknya latihan teratur minimal 3x dalam seminggu selama 30
menit latihan dapat meningkatkan detak jantung sampai 70 hingga 85 persen dari
kapasitas maksimal. Kecuali individu
memiliki masalah medis yang sudah ada sebelumnya yang melarang latihan. Latihan
aerobik secara teratur telah terbukti menurunkan tekanan darah tinggi, kadar
kolesterol darah, resiko penyakit jantung koroner, dan kesehatan umum serta
kesejahteraan.
·
Kepatuhan
Medis
Psikolog juga telah mengalami bahwa mereka dipanggil oleh
dokter untuk membantu memahkan masalah yang mengejutkan, sulit, dan luas dalam
penyediaan layanan kesehatan. Pasien dengan masalah kesehatan kronis, seperti
tekanan darah tinggi dan diabetes sering tidak mengambil resep obat mereka. Hal
ini sangat disayangkan karena penggunaan yang tepat dari obat-obatan dapat
sangat mengurangi risiko stroke dan serangan jantung yang berhubungan dengan
tekanan darah tinggi, mengurangi risiko kebutaan, amputasi anggota badan, dan
komplikasi lain dari diabetes.
Alasan
gagal untuk mengikuti pengobatan yang diresepkan termasuk tidak memahami
petunjuk dokter, kekhawatiran tentang biaya, tidak ingin mengalami efek samping
dari beberapa obat, dan hanya menyangkal kebutuhan untuk melanjutkan
pengobatan. Oleh karena itu, beberapa psikolog kesehatan mencurahkan banyak
waktu mereka untuk melaksanakan program-program untuk membantu pasien mematuhi
pengobatan medis dengan perintah dokter mereka.
3.
Keanekaragaman
Manusia : Psikologi dan Kesehatan Wanita
Satu
dekade yang lalu, psikolog Judith Rodin dan Jeanette Ickovics menyimpulkan apa
yang psikolog tahu tentang kesehatan dan perawatan kesehatan perempuan serta
mengeluarkan seruan dalam upaya penelitian baru di daerah ini. Banyak yang
masih baru belajar tentang faktor-faktor psikologis yang berdampak pada
kesehatan perempuan, tetapi National Institutes of Health pada tahun 2000
meluncurkan upaya besar-besaran untuk meningkatkan penelitian pada kesehatan
wanita.
·
Masalah-masalah
Kesehatan Perempuan
Banyak
masalah kesehatan yang penting untuk wanita. Payudara, ovarium, kanker leher
rahim, histerektomi (operasi pengangkatan rahim), disfungsi menstruasi,
osteoporosis (pengeroposan tulang), gangguan makan, lupus, artritis reumatoid
dan jauh lebih umum pada wanita dibandingkan laki-laki. Selain itu, dua -
pertiga dari semua operasi di Amerika Serikat dilakukan pada wanita, terutama
karena tingginya tingkat kelahiran sesar dan histerektomi. Perempuan cenderung
memiliki asuransi kesehatan daripada pria dan ketika mereka diasuransikan,
kebijakan mereka sering tidak mencakup prosedur pencegahan penting seperti Pap
smear untuk deteksi dini kanker leher rahim.
·
Changes In High – Risk Behavior
Alasan kedua
yang fokus pada kesehatan perempuan diperlukan bahwa perempuan berperilaku
lebih seperti laki-laki dalam hal perilaku kesehatan berisiko tinggi dalam beberapa
tahun terakhir. Abad terakhir melihat peningkatan yang ditandai antara
perempuan dalam perilaku berisiko yang sangat meningkatkan kemungkinan
penyakit, seperti merokok, penggunaan narkoba, dan penggunaan alkohol yang
berlebihan. Akibatnya, angka kematian untuk pria dan wanita tumbuh lebih
seimbang, terutama karena peningkatan besar dalam tingkat rokok terkait kanker
paru-paru. Selama 30 tahun terakhir, kematian akibat kanker paru-paru meningkat
85 persen pada pria, tetapi lebih dari 400 persen pada wanita.
· Persamaan Berbeda Antara Perilaku Kesehatan dan Penyakit
· Persamaan Berbeda Antara Perilaku Kesehatan dan Penyakit
Ketiga,
persamaan yang berkaitan perilaku yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit agak berbeda bagi perempuan daripada laki-laki. Misalnya, perilaku
yang menciptakan resiko kesehatan bagi perempuan dan laki-laki, seperti
merokok, mengkonsumsi alkohol berlebihan, obesitas, dan diet tinggi lemak
sangat berbahaya bagi wanita yang minum pil KB.
Cara
lain di mana persamaan perilaku kesehatan berbeda bagi perempuan dapat dilihat
dalam contoh AIDS. Pria memperoleh virus HIV yang dapat menyebabkan AIDS dari
hubungan seksual dengan wanita, tetapi itu jauh lebih umum bagi perempuan untuk
memperoleh virus melalui hubungan seksual baik vagina atau anal dengan pria.
Dengan demikian , risiko untuk tertular HIV dan AIDS pada dasarnya perilaku
yang sama sangat berbeda bagi perempuan dan laki-laki.
· Faktor-faktor Sosial Budaya Lainnya di Kesehatan Wanita
· Faktor-faktor Sosial Budaya Lainnya di Kesehatan Wanita
Jenis
kelamin bukan satu-satunya faktor sosial budaya yang memainkan peran dalam
kesehatan perempuan. Untuk memahami perilaku kesehatan perempuan, kita juga
harus memahami etnis, orientasi seksual, dan aspek lain dari sosiokultural
mereka. Sebagai contoh, perempuan Afrika-Amerika memiliki
tingkat lebih rendah dari kanker payudara dibandingkan perempuan kulit putih
non-Hispanik, tetapi ketika perumpuan Afrika-Amerika menderita kanker payudara,
tingkat kelangsungan hidup mereka lebih rendah. Orientasi seksual juga
memainkan peran dalam kesehatan perempuan. Memiliki anak-anak mengurangi risiko
kanker payudara. Setiap faktor harus dipertimbangkan dengan hati-hati dalam upaya
untuk menemukan cara-cara dalam meningkatkan perilaku kesehatan perempuan.
4.
Manajemen
Keselamatan
Ketika kita berpikir tentang masalah kesehatan, cukup
masuk akal memikirkan mencegah penyakit seperti kanker dan penyakit jantung.
Tapi kecelakaan juga merupakan penyebab utama kecacatan dan kematian. Pada
kenyataannya, mereka adalah salah satu penyebab utama kematian bagi anak-anak,
remaja, dan dewasa muda. Selama 20 tahun terakhir, psikolog telah mengembangkan
dan mempelajari metode untuk mengurangi cedera dan kematian dalam kecelakaan,
terutama di tempat kerja dan di mobil.
sumber:
Lahey, 2012. Psychology
An Introduction, America: The McGraw-Hill
Tidak ada komentar:
Posting Komentar